Trader Forex Sukses Berkat Teknik Scalping

Siapa kah ia seorang scalper yang sukses yaitu Paul Rotter merupakan salah satu legenda yang dikenal berkat kesukaannya melaksanakan Scalping di pasar obligasi Jerman. Mendapatkan gelar Trader Forex sukses.  Di puncak karirnya, figur berjuluk The Most Successful Scalper ini mentradingkan antara 100,000-200,000 kontrak sampai 1 juta kontrak dalam sehari. Karenanya, meski fokusnya bukan pada forex, tetapi keahliannya menarik perhatian para trader forex, khususnya di kalangan pecinta Scalping.

Kini, Paul Rotter tinggal di Singapura dan mengelola perusahaan dana investasinya sendiri, Rotter Invest, dengan memakai taktik jangka menengah dan panjang. Namun, banyak pihak tentu ingin tahu bagaimana pengalamannya selama menjadi Scalper, tools apa saja yang digunakannya untuk trading, bagaimana menjadi trader sukses, serta yang paling penting: mengapa ia berhenti menjadi Scalper?






Berikut ini merupakan kutipan dari wawancara Paul Rotter dengan Justin Pugsley untuk MahiFX. Barangkali, ada banyak petunjuk yang sanggup dipetik dari pengalamannya.

Awal Karir Paul Rotter Sebagai Trader

JP: Paul, bisakah Anda beritahu sedikit pada saya mengenai bagaimana Anda mengenal trading, serta gaya trading Anda?
PR: Saya mulai trading sekitar 20 tahun lalu, ketika saya magang untuk menjadi bankir di sebuah bank Jerman di Munich. Saat magang, saya sudah setahun beraktivitas di trading room di HypoVereinsbank di Munich. Kegiatan saya utamanya memasukkan sanksi trading ke sistem komputer untuk klien-klien bank.

Kemudian saya pindah ke Frankfurt untuk bekerja di Daiwa Securities sebagai trader anabawang dan mencar ilmu trading sambil melakukannya. Saya masih belum trading sendiri pada tahap ini. Jadi, saya mulai trading kontrak-kontrak kecil pada DAX (Indeks Pasar Saham Jerman) selama sekitar 6 bulan, sebelum saya pindah ke pasar obligasi.


JP: Dan bagaimana hasilnya?
PR: Sebenarnya, saya mendapat untung semenjak awal; tidak setiap hari untung, tetapi saya tak pernah mengalami sebulan kalah dalam dua tahun bekerja di Daiwa. Pasar sangat gampang ketika itu, tetapi Anda tak sanggup melakukannya semudah itu sekarang.

Dulu trading elektronik belum mengemuka, sedangkan kini ada sistem algoritmik dan banyak trader otomatis menghubungkan server eksklusif dengan bursa sehingga sanggup bereaksi lebih cepat daripada orang yang trading secara manual. Contohnya sistem trading arbitrase, dulu masih jarang yang menggunakannya, tetapi kini semua trading algoritmik sudah memperhitungkannya

Di Daiwa, saya trading dengan ukuran kecil-kecil, yang gampang untuk ditutup, sehingga saya punya fleksibilitas. Utamanya, saya melaksanakan directional trading.

JP: Saat berada di Daiwa, apakah Anda mempunyai mentor?
PR: Ya, ada satu, walaupun ia bukan sungguh-sungguh membimbing saya. Saya melaksanakan sendiri penelaahan analisa teknikal, dan ia ialah pimpinan trading desk yang profit hampir setiap hari. Sebenarnya, (berbeda dengan saya) ia tidak melihat indikator apapun, tetapi mengikuti opininya sendiri.

Dia akan menjelaskan pada saya di atas chart, mengenai apa-apa yang dibeli orang-orang dan dimana mereka harus keluar dari pasar. Jadi, yang saya pelajari darinya ialah psikologi pasar dan bagaimana cara membacanya.

Saat itu, ia tak pernah trading banyak-banyak. Sedangkan saya ialah tipe orang yang trading banyak sekali, kadangkala sampai 100 kali trading dalam sehari. Dia akan menggelengkan kepala mengatakan, kau akan cepat renta dengan trading ibarat itu. Namun demikian, saya mencar ilmu banyak darinya wacana psikologi pasar.

Tools Yang Digunakan Dan Mengapa Berhenti Scalping
JP: Bisakah berikan beberapa insight wacana tools dan taktik yang Anda gunakan?
PR: Saya sudah banyak berubah dalam beberapa tahun ini dan saya sudah berhenti trading pada jangka waktu yang sangat pendek, dimana saya trading setiap beberapa tick. Saya berhenti Scalping, selain alasannya ialah berpotensi bermasalah dengan regulasi, juga alasannya ialah evolusi trading algoritmik di luar sana.

Sekarang ada investigasi FBI terhadap trading algoritmik alasannya ialah apa yang dilakukan trader algoritmik ialah manipulasi pasar, tetapi entah kenapa itu legal. Sedangkan jikalau saya (trading manual) membuka order kini kemudian segera membatalkannya, maka saya akan dituduh memanipulasi pasar. Padahal mereka (trader algoritmik) melakukannya dalam hitungan mikro-detik dengan laju 100,000 kali per hari, mengeksekusi kemudian membatalkan order, dan tak ada yang menghalangi mereka.

Jadi, alasannya ialah alasan-alasan ini, kini saya melaksanakan lebih banyak trading jangka menengah dan panjang di aneka macam pasar, dan tidak hanya berkonsentrasi pada obligasi saja.

Namun, (sejak dulu sampai sekarang) saya selalu memakai analisa teknikal. Saya tak pernah menjadi pengikut fundamental, kecuali untuk rilis berita. Saya selalu mengikuti teknikal dan mencoba membaca psikologi pasar. Tools analisa teknikal utama yang saya gunakan ialah Point and Figure Chart. Saya sudah menggunakannya semenjak 20 tahun yang lalu, jadi ini yang paling penting bagi saya.


JP: Jadi, apakah Anda memakai indikator-indikator ibarat RSI, MACD, dan tools lain ibarat Trend Line serta Support and Resistance?
PR: Trend Line dan Support and Resistance, ya. Namun, saya sudah berhenti memakai semua indikator lainnya ibarat RSI; walaupun saya menggunakannya 20 tahun yang lalu, tetapi saya tak pernah benar-benar mengandalkan mereka. Untuk jangka sangat pendek (Scalping), indikator-indikator itu tak benar-benar membantu. Yang penting ialah sikap pasar di sekitar level support dan resisten.

Kemungkinan Sukses Scalping Forex
JP: Kembali lagi ke trading jangka pendek. Dengan aneka macam platform trading algoritmik di pasar ketika ini, apakah berdasarkan Anda kini mustahil bagi trader kecil untuk mendapat uang dari Scalping forex?
PR: Jika saya mulai trading hari ini, saya kira saya juga akan menggarap forex, alasannya ialah akan sangat gampang untuk melaksanakan Scalping beberapa pips di sini dan di sana, terutama sesudah sejumlah rilis gosip atau sesudah pidato seseorang. Pasar forex sanggup jadi sangat choppy.

Namun, tentu saja, Anda harus sanggup "merasakan" pasar. Jika Anda menempatkan order pada kisaran 5-10 tick, kemudian memenuhi harga bid dan offer dalam kondisi ibarat ini, maka tentu Anda harus menempatkan Stop Loss ketat. Bagi trader kecil, mungkin mereka tidak sanggup melihat kemana arah pasar bergerak, tetapi mereka sanggup memakai volatilitas jangka pendek untuk Scalping.


JP: Pernahkah Anda trading forex?
PR: Saya tidak sungguh-sungguh trading forex, tetapi saya terlibat di dalamnya untuk Money Management. Saya mentradingkannya untuk pergerakan jangka pendek, ibarat breakout, tetapi forex tidak gampang untuk trading dalam jangka waktu lebih panjang. Karena akan ada gosip tertentu, atau pidato seseorang, dan pasar bergerak sepenuhnya ke arah berlawanan.


Ritual Trading Paul Rotter
JP: Seperti apa hari trading Anda biasanya?
PR: Di masa kemudian (ketika intensif trading), saya akan coba beristirahat secara reguler.

Saya akan duduk di meja trading pukul 8 AM (Waktu Eropa Tengah) alasannya ialah saya suka pembukaan pasar, yang selalu menarik. Lalu trading 2-3 jam di pagi hari. Kemudian trading lagi ketika pasar AS buka pukul 2.20-2.30 PM (Waktu Eropa Tengah). Pasar buka dan beberapa data ekonomi dirilis. Pada pukul 5 PM, biasanya sudah berakhir, alasannya ialah pasar tunai tutup di Eropa. (Namun) kini mereka sudah memperpanjang waktu trading untuk pasar-pasar ini.


JP: Jadi, bagaimana dengan sekarang? Anda tiba ke kantor, membaca berita, menengok data yang dirilis, dan lain-lain...lalu kemudian menyiapkan kampanye trading Anda?
PR: Tidak, saya tak pernah sungguh-sungguh merencanakan kampanye trading. Tentu saya melihat chart, dan jikalau ada level besar yang manis ketika pembukaan, maka mungkin saya akan merencanakan sesuatu. Namun, jikalau tidak ada level spesial, maka saya takkan melaksanakan apa-apa.

Saya sanggup trading dari kondisi tak ada (berita) apa-apa, cukup beri saya komputer dan beberapa chart. Meskipun contohnya saya melihat ada beberapa gosip yang dijadwalkan naik, saya tetap sanggup trading. Saya tak sungguh-sungguh harus mempelajari segalanya untuk trading, tetapi tentu saja lebih baik jikalau menyiapkan diri.

Jadi, biasanya, saya punya chart, dan saya punya newsfeed, dan squawk box (jendela chat). Penting bagi saya untuk mengetahui gosip apa yang akan datang, rumor apa yang beredar, dan seterusnya. Ini alasannya ialah saya suka trading menyendiri, terpisah dari trader lain. Saya lebih gampang berkonsentrasi kalau sendiri.



Tips Untuk Sukses Menurut Paul Rotter
JP: Menurut Anda, apa yang membedakan trader yang sukses setengah-setengah saja, dengan trader yang benar-benar sukses?
PR: Saya kira semua orang akan menyampaikan perbedaannya pada disiplin dan Money Management, yang sesungguhnya sangat sulit dilakukan. Bertahun-tahun kemudian ketika berada di Daiwa dan bahkan ketika saya pergi dengan beberapa partner lain, kami akan punya seseorang untuk memantau Profit dan Loss kami. Jika Anda sudah mengalami kerugian sampai jumlah tertentu, maka Anda harus menyesuaikan position size Anda, dan jikalau Anda mengalami kerugian lebih besar lagi, maka Anda harus mematikan komputer.

Ketika saya sedang trading sendiri (bukan di Daiwa), tak ada yang mengharuskan disiplin itu. Tetapi jikalau Anda punya seseorang yang sanggup menjaga kedisiplinan, maka itu fantastis, alasannya ialah sangat penting. Saya ingat ketika di Daiwa dan saya mengalami suatu hari buruk, Chief Trader akan menyampaikan pada saya biar pergi mencari angin segar.

Ketika Anda punya emosi di kepala (karena merugi), maka Anda tak boleh mencoba mendapat kembali uang Anda atau marah. Saya sering murka pada diri sendiri ketika melaksanakan kesalahan, tetapi faktanya adalah, jikalau Anda sudah mengikuti taktik dan kalah, maka itu sekedar nasib sial.

Kadang-kadang saya trading pada waktu-waktu yang tak seharusnya, alasannya ialah itu bukan pasar yang saya kuasai. Kemudian saya merugi karenanya. Dalam situasi-situasi itu, Anda harus punya Money Management yang ketat, kurangi (lot) size Anda atau berhenti trading untuk sementara.

Ketika Anda merugi, sebaiknya berhenti dan coba mencari perspektif lain.

Sedangkan diantara para trader yang sangat sukses, ada orang-orang yang benar-benar sanggup feel the market. Ketika chart menyampaikan Anda harus buka long, tetapi ternyata tidak benar-benar naik, mereka akan bertindak melawan logika dan buka posisi di arah berlawanan alasannya ialah memperkirakan pasar akan bergerak ke arah sebaliknya. Jadi, Anda (juga perlu) fleksibel secara mental.



Perbandingan Scalping vs Trading Jangka Panjang

JP: Menurut Anda, alasannya ialah Anda sudah melaksanakan keduanya, apa perbedaan utama secara psikologis antara Scalper dan Trader Jangka Panjang?
PR: Saya kira lebih stressful jikalau Anda Trader Jangka Panjang, alasannya ialah posisi yang Anda pegang sanggup jadi salah dan pasar tidak bergerak sesuai harapan Anda. Sesuatu sanggup terjadi dalam semalam, dan Anda perlu saraf yang lebih berpengaruh (dibanding Scalper).



JP: Menarik sekali. Anda berkata demikian, padahal orang-orang lain yang sudah berbicara dengan saya, menyampaikan Scalping lebih stressful alasannya ialah banyaknya trading yang dilakukan.
PR: Yah, Anda harus benar-benar menyukai Scalping untuk sanggup melakukannya.

Scalping tak pernah mempengaruhi detak jantung saya. Untuk sanggup melakukannya dengan baik, Anda harus sanggup menciptakan keputusan dengan cepat. Makara misalnya, kadang kala saya akan melaksanakan Buy, kemudian gres melihat gosip apa yang menggerakkan pasar. Kalau orang lain, mereka akan baca gosip dulu untuk tetapkan apa yang akan dilakukan, tetapi (untuk Scalping) akan terlalu terlambat.



JP: Bagaimana dampak berpindah dari trading jangka pendek ke jangka panjang, bagi profitabilitas Anda?
PR: Ini pertanyaan yang sulit. Ketika saya gres mulai dan (sudah saya beritahu tadi) tidak mengalami kekalahan dalam berbulan-bulan...situasi berubah ketika saya meningkatkan position size. Kadang-kadang saya akan mengalami kerugian besar sekali alasannya ialah punya posisi berukuran besar.

Sekarang, saya pegang posisi dengan ukuran lebih kecil di pasar yang lebih beragam, sehingga boleh jadi tak mengalami lebih banyak fluktuasi Profit dan Loss.



JP: Jadi, Anda menjalankan taktik diversifikasi?
PR: Ya, taktik diversifikasi ini mencegah naik-turun besar pada Profit dan Loss. Sedangkan kalau memakai posisi berukuran besar (di pasar tertentu saja) sebagaimana dulu saya lakukan, maka sanggup jadi susah untuk exit.



Trader Yang Dikagumi Paul Rotter
JP: Trader mana yang paling Anda kagumi?
PR: Saat gres mulai, saya mengagumi Tom Baldwin yang trading di Chicago Board of Trader, tetapi saya belum mengenal banyak trader ketika itu.

Saya juga membaca buku-buku ibarat "Market Wizards" yang ditulis oleh Jack Schwager, memuat interview dengan banyak trader. Namun tentu saja saya belum pernah berjumpa dengan mereka semua dan hanya membaca saja. Paul Tudor Jones juga seorang trader yang luar biasa.

 Market Wizards - Buku Favorit Paul Rotter



JP: Buku wacana trading apa yang telah Anda baca dan sanggup dikategorikan sebagai yang terbaik?
PR: Tentu saja "Market Wizards", serta beberapa buku lainnya yang ditulis Jack Schwager. Saya juga suka "Technical Analysis of the Financial Markets" oleh John J Murphy.

Saya belum baca buku apapun wacana trading baru-baru ini, tetapi 10-15 tahun lalu, saya baca banyak sekali. Beberapa buku yang saya baca wacana Point and Figure Charts sangat saya sukai, tetapi saya lupa judulnya.

Buku-buku "Market Wizards" benar-benar bagus. Senang sekali mengenal banyak trader berbeda di beraneka pasar. Menarik sekali mengenal psikologi dan mengetahui gaya-gaya trading berbeda. Saya juga baca buku-buku George Soros, ibarat Alchemy of Finance, yang merupakan sebuah buku fantastis.


Saran-Saran Paul Rotter
JP: Apa yang akan Anda sarankan bagi orang yang mulai trading hari ini?
PR: Itu tergantung pada apa yang ingin mereka lakukan. Para Scalper kemungkinan orang lapangan, bukan mereka yang menempuh universitas. Bagi orang yang sangat cerdas serta mengenal pasar dan valuasinya, maka saya akan menyarankan untuk tidak Scalping. Dua puluh tahun lalu, Scalping itu fantastis, tetapi ketika itu tak ada trading algoritmik.

Menurut saya, Scalping ialah bidang yang lebih sulit bagi seseorang yang gres mulai trading sekarang. Sekarang, saya akan merekomendasikan biar orang-orang melaksanakan trading jangka panjang atau memakai pendekatan investasi.

Untuk Scalping, saya kira pilihan manis di beberapa pasar saham Asia yang tidak begitu likuid dan trader algoritmik tak beroperasi, serta pasar forex.


JP: Adakah beberapa pesan terakhir mengenai trading?
PR: Ya, saya akan menyampaikan bahwa trading itu benar-benar bukan untuk manusia. Ketika mendapat profit, kita jadi lebih berhati-hati. Sedangkan ketika mengalami kerugian, kita justru mulai mengambil risiko lebih banyak dan rugi lebih banyak lagi. Semua ini berkebalikan dengan bagaimana cara trading yang baik.

Jadi, seseorang perlu tetapkan apakan mereka sanggup menanggung risiko dan apakah mereka sanggup mengambil keputusan dengan cepat, sebelum trading.


mau mendaftar forex? silahkan mendaftar di www.brokerinstaforex.net

Post a Comment for "Trader Forex Sukses Berkat Teknik Scalping"